Selasa, 18 Maret 2014

Lab. KIMIA DASAR : Perc. I LARUTAN BAKU



LABORATORIUM KIMIA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR



LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
PEMBUATAN LARUTAN BAKU




                              ASISTEN               :  RETNO ADIWIJAYA, S.Farm, M.Kes



FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2013

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
            Larutan ini berperan penting dalam kehidupan sehari-hari, dialam kebanyakan reaksi berlangsung dalam larutan air. Tubuh menyerap mineral, vitamin dan makanan dalam bentuk larutan. Pada tumbuhan nutrisi diangkut  dalam larutan air atau alcohol dari senyawa fisiologis aktif. Banyak reaksi-reaksi kimia yang dikenal, baik di dalam laboratorium maupun industri terjadi dalam larutan. (Anonim, 2012)
            Dimana, larutan adalah campuran serbasama dari dua macam zat atau lebih. Dimana istilah pelarut digunakan untuk menyatakan zat terbanyak dalam larutan itu dan berperan sebagai media pelarutan. Istilah terlarut digunakan untuk menyatakan zat yang dilarutkan dalam media pelarut dan jumlahnya kecil dibandingkan pelarut. Sedangkan jumlah dalam larutan tersebut disebut konsentrasi. (Yayan S, 2010)
            Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam suatu larutan, apabila zat terlarut banyak sekali sedagkan pelarutnya sedikit maka dapat dikatakan larutan itu pekat, begitupun sebaliknya. (Anonim, 2011)
            Dalam larutan juga dikenal istilah kelarutan yang merupakan banyaknya solute yang dapat dilarutkan pada pelarut tertentu pada kondisi tertentu. (Nahar, L. 2009)
            Larutan disebut homogen bila tidak ada bagian-bagian yang dapat dibedakan satu dan yang lain, bahkan dengan mikroskop sekalipun, misalnya larutan gula dalam air, air laut, udara dan sebagainya. Sedangkan larutan disebut heterogen  bila terdapat bagian-bagian yang tampak berlainan, misalnya campuran bubuk kopi dan gula. (Elida T. 1993)

B.     MAKSUD PERCOBAAN
Membuat larutan baku dengan konsentrasi tertentu.

C.     TUJUAN PERCOBAAN
1.      Untuk membuat larutan baku dari bahan (zat) padat dengan konsentrasi tertentu.
2.      Untuk membuat larutan baku dari bahan (zat) cair dengan konsentrasi tertentu.

D.    PRINSIP PERCOBAAN
Penimbangan dan pengukuran suatu zat untuk membuat suatu larutan dari zat tersebut dengan konsentrasi sedemikian rupa sampai proses homogen.

















BAB II
TIJAUAN PUSTAKA

A.    TEORI UMUM

Solotiones (Larutan) adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, kecuali dinyatakan lain sebagai pelarut digunakan air suling. (Dirjen POM. 1979)
Solutiones (Larutan) adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut misal: terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai dan saling bercampur (Dirjen POM. 1995)

Larutan dibagi menjadi dua :
1.      Larutan langsung
Larutan yang terjadi karena semata-mata peristiwa fisika bukan kimia. Contohnya NaCl dilarutkan kedalam H2O, dimana jika H2O diuapkan maka NaCl akan diperoleh kembali.
2.      Larutan tidak langsung
Larutan yang terjadi semata-mata karena peristiwa kimia, bukan peristiwa fisika. Contoh : jika Zn ditambahkan H2SO4 maka akan terjadi reaksi kimia menjadi larutan ZnSO4 yang tidak dapat kembali menjadi Zn dan H2SO4.  (Syamsuni A. 2007)

      Kelarutan merupakan banyaknya solute yang dapat dilarutkan pada pelarut tertentu pada kondisi tertentu. Senyawa yang terlarut disebut solute. Dan cairan yang melarutkan disebut pelarut atau solven. (Nahar, L. 2009)
      Larutan baku adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan konsentrasinya biasa dinyatakan dalam satuan N dan M. Larutan baku dibedakan menjadi dua yaitu :
1.      Baku primer, yaitu bahan dengan kemurnian tinggi sehingga konsentrasi mudah untuk dihitung. Contohnya H2CO4, asam benzoate, Na2CO3, K2Cr2O7, As2O3, NaCl, dan lain-lain.
2.      Baku sekunder, yaitu bahan yang telah dibakukan sebelumnya oleh baku primer karena sifatnya tidak stabil. Contohnya natrium tiosulfat pada pembakuan larutan iodium. (Anonim, 2013)
Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam suatu larutan, apabila zat terlarut banyak sekali sedangkan pelarutnya sedikit maka dapat dikatakan larutan itu pekat, jika sebaliknya maka larutan itu encer atau konsentrasinya sangat rendah. (Anonim, 2011)
Konsentrasi dapat dikatakan dengan beberapa cara :
1.      % Volume
Menyatakan jumlah liter suatu zat dalam 100 liter larutan, misalnya : Alkohol 76%, berarti dalam seratus liter larutan alcohol terdapat 76 liter alcohol murni.
2.      % Massa
Menyatakan jumlah gram zat terlarut dalam 100 gram larutan, contohnya : sirup merupakan larutan gula 80% artinya dalam 100 gram sirup terdapat 80 gram gula.
3.      Molaritas (M)
Menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam perkilo gram pelarut yang terkandung dalam suatu larutan molaritas.
4.      Molalitas (m)
Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut setiap kilogram dalam 1 liter larutan. Contohnya NaCl berarti 1 liter larutan terdapat 0,1 Mol NaCl.
5.      Normalitas (N)
Normalitas suatu larutan adalah jumlah gram ekuivalen zat terlarut yang terkandung didalam 1 liter larutan. Batas ekuivalen adalah fraksi bobot molekul yang berkenaan dengan satu satuan tertentu, reaksi kimia dan 1 gram ekuivalen adalan fraksi yang sama dari pada 1 Mol.
6.      Fraksi Mol
Dalam larutan didefinisikan sebagai banyaknya mol (n) komponen itu, dibagi dengan jumlah mol keseluruhan komponen dalam larutan itu.
Jumlah fraksi seluruh komponen dalam setiap larutan adalah :
X (terlarut)            =          n (terlarut)
n (terlarut)             +          n (pelarut)
X (pelarut)             =          n (pelarut)
n (terlarut)             +          n (pelarut)
Dalam persentase fraksi mol dinyatakan sebagai mol persen. (Anonim. 2011)










B.     URAIAN BAHAN
1.      Air suling (FI. III hal.96)
Nama resmi           : AQUA DESTILLATA
Nama lain              : Air suling/Aquadest
RM/BM                 : H2O / 18,02
Pemerian               : Cairan jernih ; tidak berwarna ; tidak berbau ; tidak
mempunyai rasa.
                  Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup baik
                  Kegunaan              : Sebagai pelarut

2.      Asam asetat (FI. III hal.41)
Nama resmi           : ACIDUM ACETICUM
Nama lain              : Asam asetat
RM/BM                 : CH3COOH / 60,05
Pemerian               : Cairan jernih; tidak berwarna; bau menusuk; rasa  
asam, tajam.
                  Kelarutan              : Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) P dan
dengan gliserol P
                  Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup rapat
                  Kegunaan              : Zat tambahan

3.      Asam klorida (FI. III hal.53)
Nama resmi           : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain              : Asam klorida
RM/BM                 : HCl / 36,46
Pemerian               : Cairan ; tidak berwarna ; berasap, bau merangsang.
Jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau
hilang.
                  Kelarutan              : Larut dalam etanol, asam asetat, tidak larut dalam air.
                  Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup rapat
                  Kegunaan              : Zat tambahan

4.      Asam nitrat (FI. IV hal.50)
Nama resmi           : ACIDUM NITRICUM
Nama lain              : Asam nitrat
RM/BM                 : HNO3 / 63,01
Pemerian               : Cairan berasap; sangat korosif, bau khas, sangat
merangsang.
                  Kelarutan              : Larut dalam air dan dalam etanol (95%) P.
                  Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup rapat
                  Kegunaan              : Zat tambahan

5.      Asam sulfat (FI. IV hal.52)
Nama resmi           : ACIDUM SULFURICUM
Nama lain              : Asam sulfat
RM/BM                 : H2SO4 / 98,07
Pemerian               : Cairan jernih, seperti minyak, tidak berwarna, bau
sangat tajam dan korosif.
                  Kelarutan              : Bercampur dengan air dan dengan etanol, dengan
menimbulkan panas.
                  Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup rapat
                  Kegunaan              : Zat tambahan

6.      Barium hidroksida (FI. III hal.656)
Nama resmi           : BARII HYDROXIDUM
Nama lain              : Barium hidroksida
RM/BM                 : Ba(OH)2 / 171,3
Pemerian               : Hablur ; tidak berwarna.
                  Kelarutan              : Larut dalam air, terjadi larutan yang agak keruh.
                  Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup rapat
                  Kegunaan              : Zat tambahan

7.      Besi (III) nitrat (FI. IV hal.1139)
Nama resmi           : FERRI NITRAT
Nama lain              : Besi (III) nitrat
RM/BM                 : Fe(NO3)3 / 404,0
                  Kegunaan              : Murni pereaksi

8.      Etanol (FI. III hal.65)
Nama resmi           : AETHANOLUM
Nama lain              : Etanol/Alkohol
RM/BM                 : C2H6O / 48
Pemerian               : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak ; bau khas ; rasa panas.
                  Kelarutan              : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan
dalam eter P
                  Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya ;
ditempat sejuk, jauh dari nyala api.
                  Kegunaan              : Zat tambahan

9.      Indikator PP (FI. IV hal.662)
Nama resmi           : PHENOLPHTHALEINUM
Nama lain              : Fenolftalein/Indikator PP
RM/BM                 : C20H14O4 / 318,33
Pemerian               : Serbuk hablur, putih atau putih kekuningan lemah ;
tidak berbau ; stabil diudara.
                  Kelarutan              : Praktis tidak larut dalam air ; larut dalam etanol ; agak
sukar larut dalam eter
                  Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup baik
                  Kegunaan              : Zat tambahan

10.  Indikator MM (FI. III hal.705)
Nama resmi           : BENZOAT HIDROKSIDA
Nama lain              : Metilmerah/Indikator MM
RM/BM                 : C15H15N3O2 / 305,76
Pemerian               : Serbuk merah tua atau hablur lembayung
                  Kelarutan              : Agak sukar larut dalam air ; larut dalam etanol (95%)
P.
                  Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup baik
                  Kegunaan              : Sebagai Indikator

11.  Kalium  permanganat (FI. III hal.330)
Nama resmi           : KALII PERMANGANAS
Nama lain              : Kalium permanganat
RM/BM                 : KMnO4 / 158,03
Pemerian               : Hablur mengkilap ; ungu atau hampir hitam  ; tidak
berbau ; rasa manis atau sepat.
                  Kelarutan              : Larut dalam 16 bagian air ; mudah larut dalam air
mendidih.
                  Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup baik
                  Kegunaan              : Antiseptikum ekstern

12.  Magnesium karbonat (FI. III hal.351)
Nama resmi           : MAGNESII CARBONAS
Nama lain              : Magnesium karbonat
RM/BM                 : MgCO3 / 69
Pemerian               : Serbuk ; putih ; tidak berbau ; tidak berasa.
                  Kelarutan              : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam asam encer
dan disertai terjadinya buih kuat.
                  Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup baik.
                  Kegunaan              : Laksativum

13.  Natrium karbonat (FI. III hal.400)
Nama resmi           : NATRII CARBONAS
Nama lain              : Natrium karbonat
RM/BM                 : Na2CO3 / 124,00
Pemerian               : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih
                  Kelarutan              : Mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air
mendidih.
                  Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup baik
                  Kegunaan              : Zat tambahan; keratolitikum

14.  Natrium tiosulfat (FI. IV hal.52)
Nama resmi           : NATRII THIOSULFAS
Nama lain              : Natrium tiosulfat/Hipo
RM/BM                 : Na2S2O3 / 248,17
Pemerian               : Hablur besar tidak berwarna atau serbuk hablur kasar.
Dalam udara lembab meleleh basah.
                  Kelarutan              : Larut dalam 0,5 bagian air ; praktis tidak larut dalam
etanol (95%) P.
                  Penyimpanan         : Dalam wadah tertutup rapat
                  Kegunaan              : Antidotum sianida


BAB III
METODE PERCOBAAN
A.    ALAT DAN BAHAN
1.      Alat-alat yang digunakan
a.       Botol reagen 500 ml dan 1000 ml
b.      Corong gelas
c.       Erlenmeyer 500 ml
d.      Gelas kimia 1000 ml
e.       Gelas ukur 10 ml dan 25 ml
f.       Labu takar 1000 ml
g.      Pipet tetes 5 ml
h.      Pipet volume
i.        Timbangan
2.      Bahan-bahan uang digunakan
a.       Air suling
b.      Asam asetat 0,1 M  (1000 ml)
c.       Asam klorida 0,1 M (1000 ml)
d.      Asam nitrat 0,1 M (1000 ml)
e.       Asam sulfat 0,1 M (1000 ml)
f.       Barium hidroksida 0,1 M (500 ml)
g.      Besi (III) nitrat 0,1 M (1000 ml)
h.      Etanol
i.        Indikator PP 1% (500 ml)
j.        Indikator MM 1% (500 ml)
k.      Kalium  permanganat 0,1 N (500 ml)
l.        Magnesium karbonat 0,1 M (500 ml)
m.    Natrium karbonat 0,1 M (1000 ml)
n.      Natrium tiosulfat 0,1 M (500 ml)


B.     CARA KERJA

1.      Disiapkan bahan dan alat : CH3COOH, HCL, HNO3, H2SO4, Ba(OH)2, Na2CO3 ­dan Fe(NO3)3 , masing-masing 0,1 M sebanyak 1000 ml. Na2S2O3 dan MgCO3 0,1 M sebanyak 500 ml. KMnO4 0,1 N sebanyak 500 ml. Ba(OH)2 0,05 sebanyak 500 ml serta indikator PP dan MM masing-masing 1% sebanyak 500 ml.
2.      Diukur zat cair sebanyak atau sesuai hasil pengencerannya: CH3COOH, HCL, HNO3, H2SO4. Ditimbang zat padat sesuai hasil perhitungan konsentrasinya : Ba(OH)2, Na2CO3, Na2S2O3, (BaOH)2, MgCO3, indikator PP, indikator MM, Fe(NO3)3, KMnO4
3.      Larutkan zat cair yang telah diukur, menggunakan Erlenmeyer yang telah larutkan dengan air hingga homogeny. Dan dilarutkan zat padat Ba(OH)2, Na2CO3, Na2S2O3, (BaOH)2, MgCO3, Fe(NO3)3, dan KMnO4 menggunakan air didalam Erlenmeyer (masing-masing).
4.      Setelah larutan dalam Erlenmeyer homogen masukkan kedalam labu ukur dan cukupkan volumenya sesuai pelarut masing-masing. Kocok hingga homogeny.
5.      Masukkan kedalam wadah sesuai dengan volume yang dibutuhkan. CH3COOH, HCL, HNO3, H2SO4, Ba(OH)2, Na2CO3, Na2S2O3, Fe(NO3)3 sebanyak 1000 ml dan (BaOH)2 , MgCO3 , indikator PP, indikator MM, dan KMnO4 sebanyak 500 ml.
6.      Diberi nama bahan, konsentrasi, jumlah, dan keterangan lainnya pada wadah atau botol reagon yang telah terisi larutan tersebut diatas (masing-masing).





BAB IV
HASIL PENGAMATAN


A.    TABEL PENGAMATAN

No
BAHAN
KONSENTRASI
BERAT
PADAT
(gram)
BERAT
CAIR
(ml)
VOLUME
(ml)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
CH3COOH
HCl
HNO3
H2SO4
Ba(OH)2
Fe(NO3)3
(BaOH)2
C20H14O4
C15H15N3O2
KMnO4
MgCO3
Na2CO3
Na2S2O3
0,1 M
0,1 M
0,1 M
0,1 M
0,1 M
0,1 M
0,05 M
1 %
1 %
0,1 N
0,1 M
0,1 M
0,1 M
-
-
-
-
17,1
24,6
15,4
1
1
1,58
4,2
10,6
12,4
17,20
8,50
6,40
5,40
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1000
1000
1000
1000
1000
1000
500
500
500
500
500
1000
500






B.     REAKSI

v  CH3COOH  +  H2O  à  H3O+  +  CH3COO-
v  HCl  +  H2O  à  H3O+  +  Cl-
v  HNO3  +  H2O  à  H3O+  + NO3-
v  H2SO4  +  H2O  à  H3O+  +  HSO4-
v  (BaOH)2  +  H2O  à  H3O+   +  HBaO2-
v  Na2CO3  +  H2O  à  2NaOH+  +  CO2-
v  Na2S2O3  +  H2O  à  2NaOH+  +  2SO-
v  Ba (OH)2  +  H2O  à  H3O+  +  HBaO2-
v  MgCO3  +  H2O  à  MgOH+  +  HCO3-
v  Fe(NO3)3  +   H2O  à  FeOH+  +  HNO3-
v  KMnO4  +  H2O  à  KMnO4+  +  H2O-
v  C20H1404  +  C2H6O  à  C22H205
v  C15H15N3O2  +  C2H6O  à  C17H21N3O3


C.     PEMBAHASAN

               Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Larutan terdiri dari zat terlarut dan zat pelarut.
               Konsentrasi larutan adalah banyaknya zat yang terlarut dalam suatu larutan. Apabila zat terlarut banyak sekali , sedangkan pelarutnya sedikit, maka dapat dikatakan bahwa larutan itu pekat atau konsentrasinya tinggi, sebaliknya bila zat yang terlarut sedikit  sedangkan pelarutnya sangat banyak maka dapat dikatakan larutan itu encer atau konsentrasinya sangat rendah.
               Pada pembuatan larutan baku zat cair dibuat dengan cara mengukur volumenya terhadap zat yang telah diketahui konsentrasinya kemudian ditambahkan aquadest lalu dimasukkan kedalam labu ukur 500ml/1000 ml kemudian dihomogenkan. Terakhir dimasukkan kedalam botol dan diberi label.
               Sedangkan pada pembuatan zat padat dibuat dengan cara menimbang zat padat tersebut seperti Ba(OH)2, MgCO3, dan NaCO3.
Lalu kemudian masukkan kedalam labu ukur 500 ml/1000 ml kemudian dihomogenkan, dan terakhir dimasukkan kedalam botol dan diberi label.
               pada percobaan diatas, diketahui bahwa larutan CH3COOH dapat dilarutkan karena merupakan larutan baku primer ini karena memiliki berat ekivalen yang tinggi dan sangat terionisasi dalam air sedangkan larutan NaOH tidak memenuhi syarat larutan baku primer, tidak mudah mongering.
               Larutan dibagi menjadi dua yaitu : pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute), kelarutan itu sendiri terjadi karena adanya gaya-gaya molecular. Dua zat yang sering bercampur dan saling berbandingan, serta masing-masing kelarutan yang berbeda. Tipe kelarutan yang ada berbentuk cair, padat dan subtitusional.
               Adapun rumus-rumus yang digunakan untuk mencari konsentrasi zat-zat yang digunakan dalam percobaan ini, yaitu :
Molaritas (M) & Normalitas (N)
                                               
Ø  Zat padat                                  

Ø  Zat cair                           


Ø  Pengenceran         
ü  V1 .  M1  =  V2  .  M1        
     
ü  V1 .  N1  =  V2  .  N1
                  Adapun hasil perhitungan data yang diperoleh dari percobaan ini adalah :
1.      Asam asetat 0,1 M  (1000 ml)             à  5,80 M
2.      Asam klorida 0,1 M (1000 ml)            à  11,97 M
3.      Asam nitrat 0,1 M (1000 ml)              à  15,78 M
4.      Asam sulfat 0,1 M (1000 ml)              à  18,4  M
5.      Barium hidroksida 0,1 M (500 ml)     à  17,13 gram
6.      Besi (III) nitrat 0,1 M (1000 ml)         à  24,6 gram
7.      Kalium  permanganat 0,1 N (500 ml) à  1,58 gram
8.      Magnesium karbonat 0,1 M (500 ml)  à  3,45 gram
9.      Natrium karbonat 0,1 M (1000 ml)     à  12,4 gram
10.  Natrium tiosulfat 0,1 M (500 ml)        à  12,4 gram
            Adapun kesalahan-kesalahan yang sering terjadi pada saat percobaan pembuatan larutan baku adalah:
1.      Kesalahan pada saat penimbangan atau pengukuran zat
2.      Bahan dan alat yang digunakan terkontaminasi dengan zat yang dapat merusak zat utama
3.      Kurang bersihnya alat-alat
4.      Kurang telitinya pada saat penentuan konsentrasi yang akan dibuat.

















BAB V
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan, bahwa :

1.      Pada pembuatan larutan baku zat cair dibuat dengan cara mengukur volumenya terhadap zat yang telah diketahui konsentrasinya kemudian ditambahkan aquadest lalu dimasukkan kedalam labu ukur 500ml/1000 ml kemudian dihomogenkan. Terakhir dimasukkan kedalam botol dan diberi label.

2.      Sedangkan pada pembuatan zat padat dibuat dengan cara menimbang zat padat tersebut seperti Ba(OH)2, MgCO3, dan NaCO3. Lalu kemudian masukkan kedalam labu ukur 500 ml/1000 ml kemudian dihomogenkan, dan terakhir dimasukkan kedalam botol dan diberi label.

3.      Rumus pengenceran yang digunakan :    
ü  V1 .  M1  =  V2  .  M1         untuk Molaritas
     
ü  V1 .  N1  =  V2  .  N1             untuk Normalitas






B.     SARAN

1.      Laboratorium
               Kami berharap agar bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum sudah tepat misalnya dengan konsentrasi yang ingin digunakan. Jadi harap penyediaan bahan-bahannya lebih diperhatikan lagi.

2.      Asisten
               Kami sadari bahwa selama praktikum sampai pembuatan laporan inipun jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan bantuan dari kakak asisten untuk memperbaiki kesalaha-kesalahan tersebut.
















DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. “myblogblogrosita.blogspot.com/laporan-lengkap-pembuatan-larutan-baku.”html
Anonim. 2012. ”suhardaniati.blogspot.com/laporan-pembuatan-larutan-baku.”html
Anonim. 2013. “sahlahwalhudzaifah.blogspot.com/laporan-pembuatan-larutan-baku”html
A.          Syamsuni, Apt. 2007. “ilmu resep” EGC. Jakarta
            Dirjen POM. 1979. “Farmakope Indonesia edisi III”. Depkes RI. Jakarta
            Dirjen POM. 1995. “Farmakope Indonesia edisi IV”. Depkes RI. Jakarta
            Lutfun nahar. 2009. “kimia untuk mahasiswa farmasi” Pustaka Pelajar. Yogyakarta
            Tety elida. 1993. “Pengantar Kimia” Gunadarma. Jakarta
            Yayan sunarya. 2010. “Kimia Dasar jilid I” Yrama widia. Bandung


LAMPIRAN
A.    SKEMA KERJA
Untuk zat cair :


images
 


                   Masing-masing zat cair diukur menggunakan gelas
kv                       ukur  (CH3COOH, HCl, HNO3, dan H2SO4).








 



                                                       aquadest
→ Masing-masing larutan dihomogenkan dalam      
kimages     Erlenmeyer bersama equadest


                                                                 
                                                       aquadest
                → Larutan ditambahkan lagi dengan aquadest sampai
                     tanda batas, lalu dihomogenkan. (masing-masing
j                     sebanyak yang perintahkan asisten)



                                                                                → masukkan kedalam botol dan diberi tanda




                                                                                                                                                                  




Untuk zat padat :





v
 
                   Masing-masing bahan di timbang kv(Ba(OH)2, NaCO3,
                       Na2CO3, MgCO3, Fe(NO3­)3, KMnO4).



 


                                                       aquadest
→ Masing-masing bahan dilarutkan dengan aquadest  
     dalam kimagesErlenmeyer sampai homogeny.


                                                                 
                                                       aquadest
                → Larutan ditambahkan lagi dengan aquadest sampai
                     tanda batas, lalu dihomogenkan. (masing-masing
j                     sebanyak yang perintahkan asisten)



                                                                                → masukkan kedalam botol dan diberi tanda




                                                                                                                                                                  



Untuk indikator PP dan MM




v
 
                   Timbang indicator PP dan MM masing-masing
                       sebanyak 1 gram












k


v

 


                                                        Etanol
→ Masing-masing bahan dilarutkan dengan etanol 
     dalam kimagesErlenmeyer sampai homogen.


                                                                 
                                                        Etanol
                → Cukupkan hingga 500 ml (masing-masing)


 



j                                                                     
                                                                                → masukkan kedalam botol dan diberi tanda






B.     PERHITUNGAN
1.      CH3COOH 0,1 M sebanyak 1000 ml
Bj        = 1,042 
BM      = 60,5 
%k       = 33,5 %
            M         =       =    = 5,80 M
Pengenceran :  V1 . M            = V2 . M2
                        V1 . 5,80          = 1000 . 0,1
                        V1                          =           = 17,20 ml
2.      HCL 0,1 M sebanyak 1000 ml
            Bj        = 1,18 
BM      = 36,46 
%k       = 37%
            M         =       =        = 11,97 M
Pengenceran :  V1 . M            = V2 . M2
                        V1 . 11,97        = 1000 . 0,1
                        V1                          =           = 8,35 ml

3.      HNO3 0,1 M sebanyak 1000 ml
            Bj        = 1, 42 
BM      = 63 
%k       = 70%
            M         =       =        = 15,78 M
Pengenceran :  V1 . M            = V2 . M2
                        V1 . 15,78        = 1000 . 0,1
                        V1                          =           = 6,38 ml
4.      H2SO4 0,1 M sebanyak 1000 ml
            Bj        = 1,84 
BM      = 98 
%k       = 98%
            M         =       =        = 18,4 M
Pengenceran :  V1 . M            = V2 . M2
                        V1 . 18.4          = 1000 . 0,1
                        V1                          =           = 5,43 ml


5.      Ba(OH)2 0,1 M sebanyak 1000 ml
            M         =                         gram    = M . BM . V
                                                                        = 0,1 x 171,3 x 1         = 17,13 gram
6.       Na2CO3 0,1 M sebanyak 1000 ml
            M         =                         gram    = M . BM . V
                                                                        = 0,1 x 124 x 1            = 12,4 gram
7.       Na2S2O3  0,1 M sebanyak 1000 ml
            M         =                         gram    = M . BM . V
                                                                        = 0,1 x 248 x 0,5         = 12,4 gram
8.       (BaOH)2 0,1 M sebanyak 1000 ml
            M         =                         gram    = M . BM . V
                                                                        = 0,1 x 308 x 0,5 = 15,4 gram
9.       MgCO3  0,1 M sebanyak 1000 ml
            M         =                         gram    = M . BM . V
                                                                         = 0,1 x 69 x 0,5 = 3,45 gram
10.  Indikator PP 1% sebanyak 500 ml
11.  Indikator MM 1% sebanyak 500 ml

12.  Fe(NO2)3  0,1 M sebanyak 1000 ml
            M         =                         gram    = M . BM . V
                                                                        = 0,1 x 246 x 1            = 24,6  gram
13.   KMnO4  0,1 N sebanyak 1000 ml
            M         =                         gram    = M . BM . V
                                                                        = 0,1 x 31,6 x 0,5        = 1,58 gram









1 komentar:

  1. This is your all-in-one cost of titanium, and is now available on
    You titanium wood stoves can buy an Amazon Prime Membership Pack (which is the burnt titanium one titanium bike frame that gives you access to a full size product. There are tons of discounts ford escape titanium to titanium charge

    BalasHapus