LABORATORIUM KIMIA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
PEMBUATAN LARUTAN BAKU
ASISTEN : RETNO ADIWIJAYA, S.Farm, M.Kes
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
TIMUR
MAKASSAR
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Larutan
ini berperan penting dalam kehidupan sehari-hari, dialam kebanyakan reaksi
berlangsung dalam larutan air. Tubuh menyerap mineral, vitamin dan makanan
dalam bentuk larutan. Pada tumbuhan nutrisi diangkut dalam larutan air atau alcohol dari senyawa fisiologis
aktif. Banyak reaksi-reaksi kimia yang dikenal, baik di dalam laboratorium
maupun industri terjadi dalam larutan. (Anonim,
2012)
Dimana, larutan adalah campuran
serbasama dari dua macam zat atau lebih. Dimana istilah pelarut digunakan untuk
menyatakan zat terbanyak dalam larutan itu dan berperan sebagai media
pelarutan. Istilah terlarut digunakan untuk menyatakan zat yang dilarutkan
dalam media pelarut dan jumlahnya kecil dibandingkan pelarut. Sedangkan jumlah
dalam larutan tersebut disebut konsentrasi. (Yayan S, 2010)
Konsentrasi larutan menyatakan
banyaknya zat terlarut dalam suatu larutan, apabila zat terlarut banyak sekali
sedagkan pelarutnya sedikit maka dapat dikatakan larutan itu pekat, begitupun
sebaliknya. (Anonim, 2011)
Dalam larutan juga dikenal istilah
kelarutan yang merupakan banyaknya solute yang dapat dilarutkan pada pelarut
tertentu pada kondisi tertentu. (Nahar,
L. 2009)
Larutan disebut homogen bila tidak
ada bagian-bagian yang dapat dibedakan satu dan yang lain, bahkan dengan mikroskop
sekalipun, misalnya larutan gula dalam air, air laut, udara dan sebagainya.
Sedangkan larutan disebut heterogen bila
terdapat bagian-bagian yang tampak berlainan, misalnya campuran bubuk kopi dan
gula. (Elida T. 1993)
B. MAKSUD
PERCOBAAN
Membuat
larutan baku dengan konsentrasi tertentu.
C. TUJUAN
PERCOBAAN
1.
Untuk membuat larutan baku dari bahan
(zat) padat dengan konsentrasi tertentu.
2.
Untuk membuat larutan baku dari bahan
(zat) cair dengan konsentrasi tertentu.
D. PRINSIP
PERCOBAAN
Penimbangan
dan pengukuran suatu zat untuk membuat suatu larutan dari zat tersebut dengan
konsentrasi sedemikian rupa sampai proses homogen.
BAB II
TIJAUAN PUSTAKA
A. TEORI
UMUM
Solotiones (Larutan) adalah sediaan cair yang
mengandung bahan kimia terlarut, kecuali dinyatakan lain sebagai pelarut
digunakan air suling. (Dirjen POM. 1979)
Solutiones (Larutan) adalah sediaan cair yang
mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut misal: terdispersi secara
molekuler dalam pelarut yang sesuai dan saling bercampur (Dirjen POM. 1995)
Larutan dibagi menjadi dua :
1.
Larutan langsung
Larutan yang terjadi
karena semata-mata peristiwa fisika bukan kimia. Contohnya NaCl dilarutkan
kedalam H2O, dimana jika H2O diuapkan maka NaCl akan
diperoleh kembali.
2.
Larutan tidak langsung
Larutan yang terjadi
semata-mata karena peristiwa kimia, bukan peristiwa fisika. Contoh : jika Zn
ditambahkan H2SO4 maka akan terjadi reaksi kimia menjadi
larutan ZnSO4 yang tidak dapat kembali menjadi Zn dan H2SO4. (Syamsuni A. 2007)
Kelarutan
merupakan banyaknya solute yang dapat dilarutkan pada pelarut tertentu pada
kondisi tertentu. Senyawa yang terlarut disebut solute. Dan cairan yang
melarutkan disebut pelarut atau solven. (Nahar,
L. 2009)
Larutan
baku adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan
konsentrasinya biasa dinyatakan dalam satuan N dan M. Larutan baku dibedakan
menjadi dua yaitu :
1.
Baku primer, yaitu bahan dengan
kemurnian tinggi sehingga konsentrasi mudah untuk dihitung. Contohnya H2C2O4,
asam benzoate, Na2CO3, K2Cr2O7,
As2O3, NaCl, dan lain-lain.
2.
Baku sekunder, yaitu bahan yang telah
dibakukan sebelumnya oleh baku primer karena sifatnya tidak stabil. Contohnya
natrium tiosulfat pada pembakuan larutan iodium. (Anonim, 2013)
Konsentrasi larutan
menyatakan banyaknya zat terlarut dalam suatu larutan, apabila zat terlarut
banyak sekali sedangkan pelarutnya sedikit maka dapat dikatakan larutan itu
pekat, jika sebaliknya maka larutan itu encer atau konsentrasinya sangat
rendah. (Anonim, 2011)
Konsentrasi dapat
dikatakan dengan beberapa cara :
1.
% Volume
Menyatakan
jumlah liter suatu zat dalam 100 liter larutan, misalnya : Alkohol 76%, berarti
dalam seratus liter larutan alcohol terdapat 76 liter alcohol murni.
2.
% Massa
Menyatakan
jumlah gram zat terlarut dalam 100 gram larutan, contohnya : sirup merupakan
larutan gula 80% artinya dalam 100 gram sirup terdapat 80 gram gula.
3.
Molaritas (M)
Menyatakan
banyaknya mol zat terlarut dalam perkilo gram pelarut yang terkandung dalam
suatu larutan molaritas.
4.
Molalitas (m)
Molalitas
menyatakan jumlah mol zat terlarut setiap kilogram dalam 1 liter larutan.
Contohnya NaCl berarti 1 liter larutan terdapat 0,1 Mol NaCl.
5.
Normalitas (N)
Normalitas
suatu larutan adalah jumlah gram ekuivalen zat terlarut yang terkandung didalam
1 liter larutan. Batas ekuivalen adalah fraksi bobot molekul yang berkenaan
dengan satu satuan tertentu, reaksi kimia dan 1 gram ekuivalen adalan fraksi
yang sama dari pada 1 Mol.
6.
Fraksi Mol
Dalam
larutan didefinisikan sebagai banyaknya mol (n) komponen itu, dibagi dengan
jumlah mol keseluruhan komponen dalam larutan itu.
Jumlah
fraksi seluruh komponen dalam setiap larutan adalah :
X
(terlarut) = n (terlarut)
n
(terlarut) + n (pelarut)
X
(pelarut) = n (pelarut)
n
(terlarut) + n (pelarut)
Dalam
persentase fraksi mol dinyatakan sebagai mol persen. (Anonim. 2011)
B. URAIAN
BAHAN
1.
Air suling (FI. III hal.96)
Nama
resmi : AQUA DESTILLATA
Nama
lain : Air suling/Aquadest
RM/BM : H2O / 18,02
Pemerian :
Cairan jernih ; tidak berwarna ; tidak berbau ; tidak
mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pelarut
2.
Asam asetat (FI. III hal.41)
Nama
resmi : ACIDUM ACETICUM
Nama
lain : Asam asetat
RM/BM : CH3COOH /
60,05
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna;
bau menusuk; rasa
asam, tajam.
Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan
etanol (95%) P dan
dengan
gliserol P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan
3.
Asam klorida (FI. III hal.53)
Nama
resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama
lain : Asam klorida
RM/BM : HCl / 36,46
Pemerian :
Cairan ; tidak berwarna ; berasap, bau merangsang.
Jika diencerkan dengan 2 bagian air,
asap dan bau
hilang.
Kelarutan : Larut dalam etanol, asam asetat,
tidak larut dalam air.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan
4.
Asam nitrat (FI. IV hal.50)
Nama
resmi : ACIDUM NITRICUM
Nama
lain : Asam nitrat
RM/BM : HNO3 / 63,01
Pemerian :
Cairan berasap; sangat korosif, bau khas, sangat
merangsang.
Kelarutan : Larut dalam air dan dalam etanol
(95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan
5.
Asam sulfat (FI. IV hal.52)
Nama
resmi : ACIDUM SULFURICUM
Nama
lain : Asam sulfat
RM/BM : H2SO4 /
98,07
Pemerian :
Cairan jernih, seperti minyak, tidak berwarna, bau
sangat tajam dan korosif.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan dengan
etanol, dengan
menimbulkan
panas.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan
6.
Barium hidroksida (FI. III hal.656)
Nama
resmi : BARII HYDROXIDUM
Nama
lain : Barium hidroksida
RM/BM : Ba(OH)2 / 171,3
Pemerian :
Hablur ; tidak berwarna.
Kelarutan : Larut dalam air, terjadi larutan
yang agak keruh.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Zat tambahan
7. Besi
(III) nitrat (FI. IV hal.1139)
Nama
resmi : FERRI NITRAT
Nama
lain : Besi (III) nitrat
RM/BM : Fe(NO3)3
/ 404,0
Kegunaan : Murni pereaksi
8.
Etanol (FI. III hal.65)
Nama
resmi : AETHANOLUM
Nama
lain : Etanol/Alkohol
RM/BM : C2H6O /
48
Pemerian :
Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak ; bau khas ; rasa panas.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air,
dalam kloroform P dan
dalam
eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya ;
ditempat sejuk, jauh dari nyala api.
Kegunaan : Zat tambahan
9.
Indikator PP (FI. IV hal.662)
Nama
resmi : PHENOLPHTHALEINUM
Nama
lain : Fenolftalein/Indikator
PP
RM/BM : C20H14O4
/ 318,33
Pemerian :
Serbuk hablur, putih atau putih kekuningan lemah ;
tidak berbau ; stabil diudara.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air ;
larut dalam etanol ; agak
sukar
larut dalam eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Zat tambahan
10.
Indikator MM (FI. III hal.705)
Nama
resmi : BENZOAT HIDROKSIDA
Nama
lain : Metilmerah/Indikator
MM
RM/BM : C15H15N3O2
/ 305,76
Pemerian :
Serbuk merah tua atau hablur lembayung
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air ;
larut dalam etanol (95%)
P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai Indikator
11.
Kalium
permanganat (FI. III hal.330)
Nama
resmi : KALII PERMANGANAS
Nama
lain : Kalium permanganat
RM/BM : KMnO4 / 158,03
Pemerian :
Hablur mengkilap ; ungu atau hampir hitam
; tidak
berbau ; rasa manis atau sepat.
Kelarutan : Larut dalam 16 bagian air ;
mudah larut dalam air
mendidih.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Antiseptikum ekstern
12.
Magnesium karbonat (FI. III hal.351)
Nama
resmi : MAGNESII CARBONAS
Nama
lain : Magnesium karbonat
RM/BM : MgCO3 / 69
Pemerian :
Serbuk ; putih ; tidak berbau ; tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air,
larut dalam asam encer
dan
disertai terjadinya buih kuat.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Laksativum
13.
Natrium karbonat (FI. III hal.400)
Nama
resmi : NATRII CARBONAS
Nama
lain : Natrium karbonat
RM/BM : Na2CO3
/ 124,00
Pemerian :
Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih
Kelarutan : Mudah larut dalam air, lebih
mudah larut dalam air
mendidih.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Zat tambahan; keratolitikum
14.
Natrium tiosulfat (FI. IV hal.52)
Nama
resmi : NATRII THIOSULFAS
Nama
lain : Natrium tiosulfat/Hipo
RM/BM : Na2S2O3
/ 248,17
Pemerian :
Hablur besar tidak berwarna atau serbuk hablur kasar.
Dalam udara lembab meleleh basah.
Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air ;
praktis tidak larut dalam
etanol
(95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Antidotum sianida
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. ALAT
DAN BAHAN
1. Alat-alat
yang digunakan
a. Botol
reagen 500 ml dan 1000 ml
b. Corong
gelas
c. Erlenmeyer
500 ml
d. Gelas
kimia 1000 ml
e. Gelas
ukur 10 ml dan 25 ml
f. Labu
takar 1000 ml
g. Pipet
tetes 5 ml
h. Pipet
volume
i.
Timbangan
2. Bahan-bahan
uang digunakan
a. Air
suling
b. Asam
asetat 0,1 M (1000 ml)
c. Asam
klorida 0,1 M (1000 ml)
d. Asam
nitrat 0,1 M (1000 ml)
e. Asam
sulfat 0,1 M (1000 ml)
f. Barium
hidroksida 0,1 M (500 ml)
g. Besi
(III) nitrat 0,1 M (1000 ml)
h. Etanol
i.
Indikator PP 1% (500 ml)
j.
Indikator MM 1% (500 ml)
k. Kalium permanganat 0,1 N (500 ml)
l.
Magnesium karbonat 0,1 M (500 ml)
m. Natrium
karbonat 0,1 M (1000 ml)
n. Natrium
tiosulfat 0,1 M (500 ml)
B. CARA
KERJA
1.
Disiapkan bahan dan
alat : CH3COOH,
HCL, HNO3, H2SO4, Ba(OH)2, Na2CO3 dan Fe(NO3)3
, masing-masing 0,1 M sebanyak 1000 ml. Na2S2O3 dan
MgCO3 0,1 M sebanyak 500 ml. KMnO4 0,1 N sebanyak 500 ml.
Ba(OH)2 0,05 sebanyak 500 ml serta indikator PP dan MM masing-masing
1% sebanyak 500 ml.
2.
Diukur zat cair
sebanyak atau sesuai hasil pengencerannya: CH3COOH,
HCL, HNO3, H2SO4. Ditimbang zat padat sesuai
hasil perhitungan konsentrasinya : Ba(OH)2, Na2CO3, Na2S2O3, (BaOH)2, MgCO3, indikator PP, indikator MM, Fe(NO3)3, KMnO4
3. Larutkan
zat cair yang telah diukur, menggunakan Erlenmeyer yang telah larutkan dengan
air hingga homogeny. Dan dilarutkan zat padat Ba(OH)2, Na2CO3,
Na2S2O3, (BaOH)2, MgCO3,
Fe(NO3)3, dan KMnO4 menggunakan air
didalam Erlenmeyer (masing-masing).
4. Setelah
larutan dalam Erlenmeyer homogen masukkan kedalam labu ukur dan cukupkan
volumenya sesuai pelarut masing-masing. Kocok hingga homogeny.
5. Masukkan
kedalam wadah sesuai dengan volume yang dibutuhkan. CH3COOH, HCL, HNO3, H2SO4,
Ba(OH)2, Na2CO3,
Na2S2O3, Fe(NO3)3 sebanyak
1000 ml dan (BaOH)2 , MgCO3 , indikator PP, indikator MM,
dan KMnO4 sebanyak 500 ml.
6.
Diberi nama bahan,
konsentrasi, jumlah, dan keterangan lainnya pada wadah atau botol reagon yang
telah terisi larutan tersebut diatas (masing-masing).
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. TABEL
PENGAMATAN
No
|
BAHAN
|
KONSENTRASI
|
BERAT
PADAT
(gram)
|
BERAT
CAIR
(ml)
|
VOLUME
(ml)
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
|
CH3COOH
HCl
HNO3
H2SO4
Ba(OH)2
Fe(NO3)3
(BaOH)2
C20H14O4
C15H15N3O2
KMnO4
MgCO3
Na2CO3
Na2S2O3
|
0,1 M
0,1 M
0,1 M
0,1 M
0,1 M
0,1 M
0,05 M
1 %
1 %
0,1 N
0,1 M
0,1 M
0,1 M
|
-
-
-
-
17,1
24,6
15,4
1
1
1,58
4,2
10,6
12,4
|
17,20
8,50
6,40
5,40
-
-
-
-
-
-
-
-
-
|
1000
1000
1000
1000
1000
1000
500
500
500
500
500
1000
500
|
B. REAKSI
v CH3COOH + H2O Ã H3O+ + CH3COO-
v HCl + H2O Ã H3O+ + Cl-
v HNO3 +
H2O Ã H3O+ + NO3-
v H2SO4 +
H2O Ã H3O+ + HSO4-
v
(BaOH)2 + H2O Ã H3O+ +
HBaO2-
v
Na2CO3 +
H2O Ã 2NaOH+ + CO2-
v
Na2S2O3 + H2O Ã 2NaOH+ + 2SO-
v
Ba (OH)2 + H2O Ã H3O+ + HBaO2-
v
MgCO3 + H2O Ã MgOH+ + HCO3-
v Fe(NO3)3 + H2O Ã FeOH+ + HNO3-
v KMnO4 + H2O Ã KMnO4+ + H2O-
v C20H1404 + C2H6O Ã C22H20O5
v C15H15N3O2 +
C2H6O Ã C17H21N3O3
C. PEMBAHASAN
Larutan
adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan
masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Larutan
terdiri dari zat terlarut dan zat pelarut.
Konsentrasi
larutan adalah banyaknya zat yang terlarut dalam suatu larutan. Apabila zat
terlarut banyak sekali , sedangkan pelarutnya sedikit, maka dapat dikatakan
bahwa larutan itu pekat atau konsentrasinya tinggi, sebaliknya bila zat yang
terlarut sedikit sedangkan pelarutnya
sangat banyak maka dapat dikatakan larutan itu encer atau konsentrasinya sangat
rendah.
Pada
pembuatan larutan baku zat cair dibuat dengan cara mengukur volumenya terhadap
zat yang telah diketahui konsentrasinya kemudian ditambahkan aquadest lalu
dimasukkan kedalam labu ukur 500ml/1000 ml kemudian dihomogenkan. Terakhir
dimasukkan kedalam botol dan diberi label.
Sedangkan
pada pembuatan zat padat dibuat dengan cara menimbang zat padat tersebut
seperti Ba(OH)2, MgCO3, dan NaCO3.
Lalu kemudian masukkan kedalam labu ukur 500 ml/1000
ml kemudian dihomogenkan, dan terakhir dimasukkan kedalam botol dan diberi
label.
pada percobaan diatas, diketahui bahwa larutan CH3COOH dapat dilarutkan karena merupakan larutan baku primer ini karena memiliki berat ekivalen yang tinggi dan sangat terionisasi dalam air sedangkan larutan NaOH tidak memenuhi syarat larutan baku primer, tidak mudah mongering.
pada percobaan diatas, diketahui bahwa larutan CH3COOH dapat dilarutkan karena merupakan larutan baku primer ini karena memiliki berat ekivalen yang tinggi dan sangat terionisasi dalam air sedangkan larutan NaOH tidak memenuhi syarat larutan baku primer, tidak mudah mongering.
Larutan
dibagi menjadi dua yaitu : pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute),
kelarutan itu sendiri terjadi karena adanya gaya-gaya molecular. Dua zat yang
sering bercampur dan saling berbandingan, serta masing-masing kelarutan yang
berbeda. Tipe kelarutan yang ada berbentuk cair, padat dan subtitusional.
Adapun
rumus-rumus yang digunakan untuk mencari konsentrasi zat-zat yang digunakan
dalam percobaan ini, yaitu :
Molaritas (M) & Normalitas (N)
Ø Zat
padat



Ø Zat
cair



Ø Pengenceran
ü V1
. M1 = V2 . M1
ü V1
. N1 = V2 . N1
Adapun hasil perhitungan data yang diperoleh dari
percobaan ini adalah :
1. Asam
asetat 0,1 M (1000 ml) Ã 5,80 M
2. Asam
klorida 0,1 M (1000 ml) Ã 11,97 M
3. Asam
nitrat 0,1 M (1000 ml) Ã 15,78 M
4. Asam
sulfat 0,1 M (1000 ml) Ã 18,4 M
5. Barium
hidroksida 0,1 M (500 ml) Ã 17,13 gram
6. Besi
(III) nitrat 0,1 M (1000 ml) Ã 24,6 gram
7. Kalium permanganat 0,1 N (500 ml) Ã 1,58 gram
8. Magnesium
karbonat 0,1 M (500 ml) Ã 3,45 gram
9. Natrium
karbonat 0,1 M (1000 ml) Ã 12,4 gram
10. Natrium
tiosulfat 0,1 M (500 ml) Ã 12,4 gram
Adapun kesalahan-kesalahan yang
sering terjadi pada saat percobaan pembuatan larutan baku adalah:
1. Kesalahan
pada saat penimbangan atau pengukuran zat
2. Bahan
dan alat yang digunakan terkontaminasi dengan zat yang dapat merusak zat utama
3. Kurang
bersihnya alat-alat
4. Kurang
telitinya pada saat penentuan konsentrasi yang akan dibuat.
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari hasil
percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan, bahwa :
1. Pada
pembuatan larutan baku zat cair dibuat dengan cara mengukur volumenya terhadap
zat yang telah diketahui konsentrasinya kemudian ditambahkan aquadest lalu
dimasukkan kedalam labu ukur 500ml/1000 ml kemudian dihomogenkan. Terakhir
dimasukkan kedalam botol dan diberi label.
2. Sedangkan
pada pembuatan zat padat dibuat dengan cara menimbang zat padat tersebut
seperti Ba(OH)2, MgCO3, dan NaCO3. Lalu
kemudian masukkan kedalam labu ukur 500 ml/1000 ml kemudian dihomogenkan, dan
terakhir dimasukkan kedalam botol dan diberi label.
3. Rumus
pengenceran yang digunakan :
ü V1
. M1 = V2 . M1 untuk Molaritas
ü V1
. N1 = V2 . N1 untuk Normalitas
B.
SARAN
1. Laboratorium
Kami
berharap agar bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum sudah tepat misalnya
dengan konsentrasi yang ingin digunakan. Jadi harap penyediaan bahan-bahannya
lebih diperhatikan lagi.
2. Asisten
Kami
sadari bahwa selama praktikum sampai pembuatan laporan inipun jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan bantuan dari kakak asisten
untuk memperbaiki kesalaha-kesalahan tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2011. “myblogblogrosita.blogspot.com/laporan-lengkap-pembuatan-larutan-baku.”html
Anonim.
2012. ”suhardaniati.blogspot.com/laporan-pembuatan-larutan-baku.”html
Anonim.
2013. “sahlahwalhudzaifah.blogspot.com/laporan-pembuatan-larutan-baku”html
A. Syamsuni, Apt. 2007. “ilmu resep” EGC. Jakarta
Dirjen
POM. 1979. “Farmakope Indonesia edisi III”.
Depkes RI. Jakarta
Dirjen
POM. 1995. “Farmakope Indonesia edisi IV”.
Depkes RI. Jakarta
Lutfun nahar. 2009. “kimia untuk mahasiswa farmasi” Pustaka
Pelajar. Yogyakarta
Tety
elida. 1993. “Pengantar Kimia”
Gunadarma. Jakarta
Yayan sunarya. 2010. “Kimia Dasar jilid I” Yrama widia.
Bandung
LAMPIRAN
A.
SKEMA KERJA
Untuk zat cair :
![]() |
→ Masing-masing zat cair diukur menggunakan
gelas


![]() |
|||
![]() |
|||
aquadest
→
Masing-masing larutan dihomogenkan dalam




aquadest
→
Larutan ditambahkan lagi dengan aquadest sampai


→
masukkan kedalam botol dan diberi tanda
Untuk zat padat :
![]() |
→ Masing-masing bahan di timbang 
(Ba(OH)2, NaCO3,


Na2CO3, MgCO3,
Fe(NO3)3, KMnO4).
![]() |
aquadest

dalam 

Erlenmeyer
sampai homogeny.



aquadest
→
Larutan ditambahkan lagi dengan aquadest sampai


→
masukkan kedalam botol dan diberi tanda
Untuk indikator PP dan
MM
![]() |
→ Timbang indicator PP dan MM masing-masing
sebanyak 1 gram
![]() |
|||||
![]() |
|||||
![]() |
|||||
Etanol

dalam 

Erlenmeyer
sampai homogen.



Etanol
→
Cukupkan hingga 500 ml (masing-masing)
![]() |

→
masukkan kedalam botol dan diberi tanda
B. PERHITUNGAN
1. CH3COOH 0,1 M sebanyak 1000 ml
Bj =
1,042
BM =
60,5
%k = 33,5
%
M =
=
= 5,80 M


Pengenceran : V1
. M1 = V2
. M2
V1
. 5,80 = 1000 . 0,1
V1
=
= 17,20 ml

2. HCL 0,1 M sebanyak 1000 ml
Bj =
1,18
BM =
36,46
%k = 37%
M =
=
= 11,97 M


Pengenceran : V1
. M1 = V2
. M2
V1
. 11,97 = 1000 . 0,1
V1
=
= 8,35 ml

3. HNO3 0,1 M sebanyak 1000 ml
Bj =
1, 42
BM =
63
%k = 70%
M =
=
= 15,78 M


Pengenceran : V1
. M1 = V2
. M2
V1
. 15,78 = 1000 . 0,1
V1
=
= 6,38 ml

4. H2SO4 0,1 M sebanyak 1000 ml
Bj =
1,84
BM =
98
%k = 98%
M =
=
= 18,4 M


Pengenceran : V1
. M1 = V2
. M2
V1
. 18.4 = 1000 . 0,1
V1
=
= 5,43 ml

5. Ba(OH)2 0,1 M sebanyak 1000 ml
M =
gram = M . BM . V

= 0,1 x 171,3 x 1 = 17,13 gram
6. Na2CO3
0,1 M sebanyak 1000 ml
M =
gram = M . BM . V

=
0,1 x 124 x 1 = 12,4 gram
7. Na2S2O3 0,1 M sebanyak 1000 ml
M =
gram = M . BM . V

=
0,1 x 248 x 0,5 = 12,4 gram
8. (BaOH)2 0,1 M
sebanyak 1000 ml
M =
gram = M . BM . V

=
0,1 x 308 x 0,5 = 15,4 gram
9. MgCO3 0,1 M sebanyak 1000 ml
M =
gram = M . BM . V

= 0,1 x 69 x 0,5 = 3,45 gram
10. Indikator PP 1% sebanyak 500 ml
11. Indikator MM 1% sebanyak 500 ml
12. Fe(NO2)3
0,1 M sebanyak 1000 ml
M =
gram = M . BM . V

=
0,1 x 246 x 1 = 24,6 gram
13. KMnO4 0,1 N sebanyak 1000 ml
M =
gram = M . BM . V

=
0,1 x 31,6 x 0,5 = 1,58 gram
This is your all-in-one cost of titanium, and is now available on
BalasHapusYou titanium wood stoves can buy an Amazon Prime Membership Pack (which is the burnt titanium one titanium bike frame that gives you access to a full size product. There are tons of discounts ford escape titanium to titanium charge